Pemerintahan SBY adalah Pemerintahan "UANG LOGAM"



Uang Logam...! itulah istilah yang lebih kurangnya cocok dikaitkan dengan kepemerintahan SBY sekarang. Uang Logam mempunyai dua sisi yang setiap sisinya berbeda gambarnya namun tetap menunjuk pada bilangan uang logam itu sendiri. begitu juga dengan Pemerintaan SBY, yang mempunyai sisi baik dan buruk.
Yang disayangkan adalah, pemerintah sudah memancing publik dan rakyat Indonesia untuk bersuara agar Pemerintah tidak hanya menunjukkan satu sisi uang logam saja (kebaikan). dan kerap menutupi sisi yang satu lagi...'

Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) berpendapat pemerintah seharusnya introspeksi atas kritik tokoh lintas agama yang mempertanyakan komitmen pemerintah dalam melaksanakan program kerja.

“Masak ulama berbohong, pertemuan ulama atau sejumlah tokoh lintas agama adalah suatu kejujuran, dan keberanian menyampaikan apa yang menjadi permasalahan negeri dan bangsa ini, tidak mempunyai ambisi politik dan yang disampaikan seharusnya menjadi koreksi bagi pemerintah, tidak untuk saling bantah-membantah,” kata Soetrisno Bachir kepada okezone di Jakarta, Jumat, 14 Januari 2011 malam.

"Karena partai politik kerap melakukan pencitraan, akhirnya Presiden SBY dituding melakukan kebohongan kepada masyarakatnya. Kalau memang SBY serius mau memberantas korupsi, intervensilah lembaga dan aparat pejabat penegak hukum yang tidak serius bekerja. Jangan hanya cuma menginstruksi di depan televisi, tapi publik melihat tidak ada yang dikerjakan aparat penegak hukum di lapangan," jelasnya. http://news.okezone.com/

Kritik atas kebohongan pemerintah tidak hanya dilancarkan para pengamat ekonomi. Masalah lingkungan hidup juga menjadi sorotan. Ketua Institut Hijau Indonesia Chalid Muhammad mengatakan, SBY tidak memenuhi janjinya saat berkampanye pada Pemilu 2009 untuk mengkaji secara mendalam kasus Lapindo. "Kalau memang sudah dikaji apa hasilnya? Kenapa publik tidak pernah diberi tahu," ujarnya.

"Tawaran dari Presiden untuk berdialog dengan menteri-menteri terkait sebenarnya percuma untuk dilakukan. Itu sering dilakukan tapi tidak ada hasilnya. Bahkan, Menteri Kehutanan (Zulkifli Hasan) harus menarik ucapannya tentang bencana Wasior diakibatkan perusakan hutan karena Presiden mengeluarkan pernyataan yang berbeda," tegasnya.

Kebohongan di bidang kemanusiaan juga diungkap di forum tersebut. Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah menagih janji Presiden yang akan memulangkan jenazah Tenaga Kerja Wanita asal Cianjur Yanti Irianti binti Kardi yang dihukum mati di Riyadh, Arab Saudi, 12 Januari 2008.

Menurut Anis, SBY dalam pidatonya 16 Februari 2008 berjanji akan memulangkan jenazah almarhumah Yanti. Namun, hingga tiga tahun berselang, janji itu tidak pernah direalisasikan. Anis menambahkan, pihaknya memiliki bukti rekaman soal pernyataan SBY tersebut.

"Pemerintah berjanji memperjuangkan agar Yanti tidak dihukum mati. Namun karena gagal, Presiden kemudian berjanji akan berusaha memulangkan jenazah almarhum ke Tanah Air. Sampai sekarang, janji itu tidak pernah dilaksanakan. Kami sungguh kecewa," ungkap Anis.

Aktivis ICW Tama juga mempertanyakan janji SBY yang akan mengungkap pelaku pembacokan atas dirinya. Penganiayaan yang terjadi 8 Juli 2010 itu diduga kuat terkait rekening gendut para jenderal polisi yang diungkap ICW. Dua hari kemudian, Presiden menjenguk Tama dan sempat dijanjikan untuk membantu pengungkapan kasus rekening gendut para jenderal. "Tapi, janji tinggal janji. Bahkan dua Kapolri yakni Bambang Hendarso Danuri dan Timur Pradopo tidak pernah lagi membuka kasus ini," imbuhnya. www.mediaindonesia.com

digg it
buzz yahoo
google
Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook
reddit

0 komentar:


Posting Komentar

Page Views

Entri Populer